Aku Bukanlah Jalangmu
- ariaanr
- Jul 4, 2018
- 1 min read
Hawa nafsu,
Gairah,
Akal sehat tak menentu, membawamu datang kepadaku.
Ketidak pastian arah akan kehidupan yang fana, itu hanya semu. Kau sedang ingin berbuat di luar akal sehatmu, itu benar dan aku tau adanya.
Bodoh, aku bukan sepermainanmu. Putuskan saja, lepaskan, tinggalkan. Jika kau anggap aku ini hanya datang ketika kau rindu akan kemaksiatanmu.
Tak berarti, bodoh. Jangan buat aku lupa akan makna cinta itu sendiri.
Karena aku pernah tak percaya akan cinta.
Semu, anggapanku akan cinta.
Kasih sayang, ada di muka bumi. Percuma tak kau hargai, cinta itu tak akan timbul sendirinya.
Cari saja sang jalang yang benar - benar ada setiap waktu disaat gairahmu memuncak, kau turun saat itu kau lupa aku.
Sekali lagi kupikir, aku yang bodoh atau kau yang bodoh.
Permainan.
Aku baru teringat, logis adalah permainan keseharianmu. Perasaan memang diciptakan. Sang jajaka dan permaisurinya memang tak diciptakan berimbang, itu karena untuk saling melengkapi.
Bukan untuk saling mencumbui.
Cabul, bukan aku. Itu anggapan
Naif, bukan aku juga. Aku hanya ada di ambang rasa ketakutan.
Cukup, kerinduan dan rasa sayang. Sayang, mendengar kata itu aku tertawa, sendiri. Tertawa bak orang yang butuh obatnya.
Ku sadar aku sedang tak sadarkan diri. Jatuh si hati yang salah atau situasi salah, aku menggila.
Ingin, tapi tak bisa.
Kita belum siap sejauh itu.
Kau ungkapkan keluh kesah gairahmu. Ku tak ingin acuh namun ku juga tak ingin berbuat.
Kejam.
Cukup, aku bukan jalangmu.
-Maria Anes
Dayeuhkolot, 18 April 2018
Comentarios