top of page

Kembalinya Aku

  • Writer: ariaanr
    ariaanr
  • Feb 22, 2022
  • 1 min read

Aku kembali lagi hadir untuk berima, menghirup alam. Bukan seperti binatang buas terkurung seksama, lebih kepada ia yang merindukan malam. Malam sejuk, suasana rindang sebelum revolusi industri.


Kini aku menuai bukan renkarnasi, melainkan menalanjutkan daur hidup. Kau menganggap aku adalah bahagiamu, Nyatanya kau bukan bagian dariku.


Maaf saja tak cukup, walau aku memaafkanmu. Bengis, naif, limpahkan saja semua rasa dengki-mu. Tak perlu banyak menjelaskan, penjelasan hanya memperkeruh.

Kau berusaha agar berdikara elok, kembali semua untukmu. Tentu, aku bukan.


Langit tak biasa, yang tadi selalu berpihak melindungi tangisku. Kini lebih berwarna tak hanya biru, mungkin hijau bertemu rindang,

mungkin nila bertemu senja, mungkin jingga sayup bagai fajar.

Kini aku juga bisa merasakan hujan, tak takut kedinginan. Dingin malam bisa saja kulewati bersama-nya, tanpamu.


Kau menukas, dialah sang pengsengketa. Nyatanya, embun pagi baru disaat udara telah keruh tercemar, dengan keangkuhan dan sikap peduli diri.



-Maria Anes Sleman, D.I Yogyakarta 22 Febuari 2022


 
 
 

Recent Posts

See All
Teruntuk di Minggu Malam

Aku bukanlah orang yang dengan mudah berterimakasih di awal, begitu pula maaf. Namun saat pertemuan kala itu, aku dapat...

 
 
 
Mung Sawang

Telah lama ku tak melihat yang menusuk tajam, tak sakit karena indah. Tajam seolah menjadi nama depanmu Jangan pernah menatap, Tuhanpun...

 
 
 
Bersolek-akulah

Teruntuk makhluk tak sempurna di bumi, di harapkan menjadi insan yang lebih baik daripada yang merawat, membesarkannya serta menaruhnya...

 
 
 

Commentaires


© 2023 by Le Cõuleur. Proudly created with Wix.com

bottom of page