Teruntuk di Minggu Malam
- ariaanr
- Jul 21, 2022
- 1 min read
Aku bukanlah orang yang dengan mudah berterimakasih di awal, begitu pula maaf. Namun saat pertemuan kala itu, aku dapat mengembalikan-nya.
Bersamamu aku lupa akan kesedihan malam, ketika ada pertemuan.
Tanpa pertemuan, aku hanyalah debu hidup dalam ruang tangis sendiri.
Tiada kata tercukupkan, lebih sangat ku ucapkan mendalam. Kurang yang tak menjadi alasan. Akan selalu ada namun setelah kesan.
Bila bukan untukmu, atau bukan milik-ku. Salah satu yang pernah singgah dan tak terlupa. Rangkaian gambar di tubuhmu, binar mendalam, suara bak mahkluk bersayap.
Kesan yang dicukupkan, selamat menjalani hari.
Ucapan siapapun tak bisa ku genggam, terutama untaian katamu. Ingin kuterbuai, namun aku masih berkutat dengan akal sehatku, Malam itu bukan indah bagimu, namun juga bukan kelamku.
Esok mengapa kita masih saling berkabar?
Lika - liku menuju dewasa, tak terlupa. Semoga kau berpijak pada nirwana,
ketika aku masih menengok kembali. Hanya karena teringat kesan dan aroma kala itu.
-Maria Anes Rutgrahelya Sleman, D.I Yogyakarta 27 Juli 2022
Comments